Sobat-Sobat Kios Madinah yang baik hati, kali ini admin pengen berbagi postingan dengan kategori ”Hikmah” dengan judul:
MACAM-MACAM PUASA SUNNAH DAN HIKMAHNYA
Macam-macam puasa sunnah ada banyak sekali namun berikut ini ada 5 macam puasa sunnah yang mengandung hikmah besar di dalamnya;
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Hikmah agung dari puasa ini yaitu pahala berlipat sepuluh. Maka puasa 6 hari di (awal, tengah atau akhir) bulan Syawal sama artinya dengan puasa 60 hari. Sedangkan puasa Ramadhan dimana jumlah hari standarnya yaitu 30 hari, pahalanya juga dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Maka puasa satu bulan di bulan Ramadhan sama artinya dengan puasa 300 hari. Dan 60 hari + 300 hari = 360 hari. Ini sama artinya dengan satu tahun.
Dari Abu Ayyub Al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun." (HR.Riwayat Muslim)
2. Puasa hari Arofah
Hikmah besar dari puasa ‘Arofah yakni tanggal 9 Dzul Hijjah yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil selama 1 tahun yang lalu juga yang akan datang. Sedangkan dosa-dosa besar tetap harus ditebus dengan taubatan nasuha kecuali Allah berkehendak lain dengan Rahmat-Nya.
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
Namun demikian, puasa ‘Arofah tidak disunnahkan bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji.
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah & Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.
3. Puasa ‘Asyuro’
Hikmah utama dari puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram ini adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu.
Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, dia berkata: Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzul Hijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan (Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud & Nasa’i).
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
4. Puasa 3 hari tiap bulan
Hikmah istimewa dari puasa 3 hari setiap bulan pada hari-hari putih (ayyaamul biidhi) dengan istiqamah maka pahalanya seperti puasa sepanjang masa.
Abu Dzar ra., berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk berpuasa tiga hari dalam sebulan, yaitu pada tanggal 13,14, dan 15. (HR. Nasa'i & Tirmidzi). Hadits ini shahih menurut Ibnu Hibban.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. Ia berkata; Rasulullah saw. bersabda “Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari & Muslim)
5. Puasa hari Senin
Hikmah mulia dari puasa ini yaitu untuk menghormati atau memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri ra., Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". (HR. Muttafaq 'Alaih)
Next, untuk membaca postingan dengan judul Macam-Macam Niat Puasa Sunnah, silahkan klik di sini.
Demikian postingan ini, semoga dapat diambil hikmah nya. Terima kasih telah membaca postingan label Hikmah / Keutamaan dari Kios Madinah. Oke, sampai jumpa lagi pada kesempatan lain. Insya Allah.
MACAM-MACAM PUASA SUNNAH DAN HIKMAHNYA
Macam-macam puasa sunnah ada banyak sekali namun berikut ini ada 5 macam puasa sunnah yang mengandung hikmah besar di dalamnya;
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Hikmah agung dari puasa ini yaitu pahala berlipat sepuluh. Maka puasa 6 hari di (awal, tengah atau akhir) bulan Syawal sama artinya dengan puasa 60 hari. Sedangkan puasa Ramadhan dimana jumlah hari standarnya yaitu 30 hari, pahalanya juga dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Maka puasa satu bulan di bulan Ramadhan sama artinya dengan puasa 300 hari. Dan 60 hari + 300 hari = 360 hari. Ini sama artinya dengan satu tahun.
Dari Abu Ayyub Al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun." (HR.Riwayat Muslim)
2. Puasa hari Arofah
Hikmah besar dari puasa ‘Arofah yakni tanggal 9 Dzul Hijjah yaitu dapat menghapus dosa-dosa kecil selama 1 tahun yang lalu juga yang akan datang. Sedangkan dosa-dosa besar tetap harus ditebus dengan taubatan nasuha kecuali Allah berkehendak lain dengan Rahmat-Nya.
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
Namun demikian, puasa ‘Arofah tidak disunnahkan bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji.
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah & Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.
3. Puasa ‘Asyuro’
Hikmah utama dari puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram ini adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu.
Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, dia berkata: Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzul Hijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan (Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud & Nasa’i).
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
4. Puasa 3 hari tiap bulan
Hikmah istimewa dari puasa 3 hari setiap bulan pada hari-hari putih (ayyaamul biidhi) dengan istiqamah maka pahalanya seperti puasa sepanjang masa.
Abu Dzar ra., berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk berpuasa tiga hari dalam sebulan, yaitu pada tanggal 13,14, dan 15. (HR. Nasa'i & Tirmidzi). Hadits ini shahih menurut Ibnu Hibban.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. Ia berkata; Rasulullah saw. bersabda “Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari & Muslim)
5. Puasa hari Senin
Hikmah mulia dari puasa ini yaitu untuk menghormati atau memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Dari Abu Qotadah al-Anshory ra., bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan akan datang." Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu." Ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri ra., Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". (HR. Muttafaq 'Alaih)
Next, untuk membaca postingan dengan judul Macam-Macam Niat Puasa Sunnah, silahkan klik di sini.
Demikian postingan ini, semoga dapat diambil hikmah nya. Terima kasih telah membaca postingan label Hikmah / Keutamaan dari Kios Madinah. Oke, sampai jumpa lagi pada kesempatan lain. Insya Allah.
0 komentar:
Post a Comment